Sesederhana itu (Bahagia)

Sudah hari ketiga kegiatan PAS terlaksana. Seperti biasa, setiap pagi ngambil amplop yang berisi soal ujian dan LJK, lalu masuk sesuai ruangan yang sudah ditentukan panitia. Setiap hari dengan ruangan yang berbeda, namun rasanya tetap sama : menggemaskan !
Siapa lagi kalo bukan mereka? Anak-anak remaja di depan saya yang sedang menjalani proses pencarian jati diri. Saya bersyukur membersamai proses mereka dan ikut mengukir tawa di dalamnya.
Baik, apa saja yang bisa saya jelaskan tentang mereka? 
Mereka semua lucu dan begitu jujur dengan diri mereka. Maksudnya jujur ngaku kalo soal ujiannya terlalu sulit dan kayaknya butuh bantuan saya. Eh, apa yang bisa saya bantu sebagai pengawas? Sesekali saya mengalihkan perhatian dengan bermain ponsel agar ada kesempatan untuk mereka buat lirik sana sini. Sesekali loh. Saya tetap tidak suka jika ada yang berbuat curang. 
Seperti tadi, saya tinggal mereka sebentar. Lalu saat saya balik ke ruang, langsung saya sidak laci-laci meja mereka. Tuh kan, nemu 2 smartphone yang belum dikumpulkan, juga buku catatan mata pelajaran sejarah. Mereka tampak pasrah, tapi saya tidak marah kok. Hanya saya coret saja namanya untuk memberi tanda pengurangan nilai :D
Selebihnya, saya pura-pura tidak tau saja, meskipun salah satu anak sibuk menjelaskan kalo dia belum sempat ngapa-ngapain.
"Ibu liat riwayat google saya, bu. Sumpah saya ngga browsing" paksanya.
"Buat apa?"
"Ya biar ibu percaya".
"Ngga perlu, km sengaja ngga ngumpulin hp gini buat apa kalo ngga buat browsing"
"Saya lupa bu" wkwkwk. Alasan.

Kelas ini, lumayan akrab dengan saya. Pernah minta tambahan jam pelajaran sejarah meskipun waktunya udah habis, hanya karena kami sedang keasikan cerita tentang nabi-nabi. Iya, saat itu saya sedang memberi materi tentang manusia purba dan sedikit menjelaskan tentang teori evolusinya Darwin tentu saja. Ga tau kenapa kok bahasannya jadi kemana-mana. Salah satu anak bercerita tentang hewan-hewan yang ikut naik ke kapal Nabi Nuh. Hingga muncullah cerita tentang asal usul tikus. 
"Iya bu, berdasarkan cerita yang pernah saya baca, tikus itu asalnya dari pantatnya babi".
"Hah?" Disusul gelak tawa seisi kelas hahaha
"Jadi di kapal Nabi Nuh kan berdesak-desakan. Ada beberapa hewan yang dibawa . Nah ada pantat babi itu yang ditabok sama salah satu penumpang kapal, terus lahirlah tikus" wkwk
Jujur saja, baru pertama kali saya mendengar cerita begini, tentang seekor babi yang berevolusi menjadi tikus.
Pertemuan berikutnya, mereka tidak mendapat jam sejarah karena ditukar dengan penjas. Tapi, mereka nelfon, "Bu, Ibu dimana? hari ini kan ada jam sejarah, ini penjasnya udah selesai. Bu Ely sudah ditunggu anak-anak"
"Kan jamnya udah habis. Minggu depan aja ya".
"Yaaaa, berarti minggu depan dobel dua jam gitu ya bu".
Ngga mau dong :P

Dan siang tadi, saat saya sibuk menghitung LJK yang sudah terkumpul berantakan di meja. Salah satu siswi mendekati saya dan berbisik,
" Bu, saya cuma mau bilang kalo Bu Ely itu guru favorit saya " Ucapnya sambil malu-malu.
"Oh iyata? kok kemaren ngga milih saya?"
"Sudah saya vote bu Ely"
Wkwk " makasih ya "

Mereka adalah satu hal di antara banyak hal kebahagiaan saya. Selalu ada senyum saat beranjak keluar dari kelas-kelas, tidak ada rasa benci dan marah sama sekali. 

Dan ya, bukan ilmu yang kita bagi, melainkan energi. Dan tentu saja: Cinta.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENANGMU, GIE

Selamat Ulang Tahun, Ayah

I'm enough :)