Selamat Ulang Tahun, Ayah

Perjalanan hari ini lumayan bikin pegel. Ada kali 100 km aku muterin kota Jombang. Berangkat dari rumahku yang letaknya di ujung utara, lalu pergi ke sekolah yang letaknya di ujung barat. Eh, aku cancel ding. Langsung pergi ke Cabdin yang letaknya di tengah kota, nunggu temen lagi nitipin motornya. Lalu kita berdua motoran ke SMKN Mojoagung yang letaknya di ujung timur. Iya, ada acara yang berkaitan dengan tugas tambahanku di sekolah.
Tapi, bukan itu yang mau aku ceritakan. Siang tadi  seperti biasa, setiap selesai acara aku selalu makan bareng rekan kerjaku. Hari ini kita memilih untuk makan nasi goreng di Sa'i yang dulu pernah kita datengin juga. Nyampek di sana, aku lihat di ponselku ada notif pesan dan panggilan tak terjawab dari 'Bu Umi', rekan kerjanya ayah. Ada apa ya, pikirku. 
"Mbak, nanti kalo longgar saya mau nelfon njenengan"
"Oh nggeh bu, niki sampun longgar"
Sambil menunggu pesanan makananku datang, aku mengangkat telfon dari Beliau dan menebak-nebak apa yang ingin dibicarakan.
Ternyata, beliau ngasih tau. Besok Pak Yit ulang tahun. Rencananya, orang-orang mau ngasih surprise ke Pak Yit. Oalah, saya yang anaknya malah nggak tau.
Orang-orang yang dimaksud ini adalah mantan anak buahnya Ayah di kantor. Sekarang Ayah sudah dimutasi dan tidak dinas di sana lagi. Tapi, baru-baru ini Ayah juga masih diajak jalan-jalan sama mereka. 
Tau apa yang membuatku kaget? Penilaian mereka tentang ayahku.  Yang sama sekali tidak pernah terpikir olehku. 

"Ya gimana ya mbak. Pak Yit sama kami kan sudah seperti keluarga sendiri. Pak Yit niku suae sama orang-orang. Pokoknya KS yg paling enak an lah"
Bu Umi melanjutkan ceritanya, "jauh banget sama KS yang sekarang mbak. Kayak Dracula. Ya Allah mbak gaplek i pol". Astagaa, malah curhat ibunya 🤣
"Aduh, ya mungkin pendekatannya yang kurang Bu".
"Bukan masalah pendekatan atau gimana mbak, pokok e nggaplek i, nggaplek i, nggaplek i. Harusnya kalo bawahan ada kesalahan ya tegur kek, dirapatkan bersama. Bukan malah dijelek-jelekkan di luar. Padahal kita semua tau di luar orangnya kayak gimana". Wadaw Bu, kok jadi cerita panjang ke saya wkwk. Untung nggak kenal.
"Jadi gini mbak, saya mau koordinasi gitu sama njenengan. Kira-kira besok itu Pak Yit di sekolah apa di rumah ya. Nanti kabari saya".
"Oh, nggih bu, besok saya kabari nggih".
"Iya mbak, minta tolong yaa. Ini orang-orang juga nyuri-nyuri waktu mau ke sana. Kebetulan besok itu PAS hari pertama. Nah, kebetulan KS nya besok ada acara di luar. Jadi, kami bisa ke sana sekitar jam 10 an".
"Nggih bu"
"Mbak, ini rahasia kita berdua loh nggeh".
"Beres".

Oke. Sepanjang perjalanan pulang saya merenung. Ternyata Ayah kayak gitu ya kalo di luar. Beda sekali dengan yang aku bayangkan selama ini. Kalo di rumah lebih banyak diam, dingin, cuek, ngga pernah ngobrol. Orangnya aneh dan kayak punya dunianya sendiri. Aneh banget pokoknya. Mungkin saja penilaian kebanyakan orang tentangnya juga seperti itu.

Aku selalu percaya manusia memiliki dua sisi dalam hidupnya. Memiliki hitam putih, bahkan kadang juga abu-abu. Dan penilaian kita selalu tidak pernah lepas dari sudut pandang. Barangkali yang kotor itu kacamata yang kita gunakan untuk melihat.
Barangkali yang keliru itu sudut pandang kita dalam menilai.
Pemahaman orang lain tidak ada yang benar-benar utuh dan seluruh.
Ya begitulah, betapa susah memahami.

Ayah, bagiku beliau seorang malaikat yang sengaja di kirim Tuhan untuk menyelamatkanku. Saat hidup mengajarkanku tentang tabah sekali lagi. Tentang takdir yang tak terduga. Tapi Tuhan selalu tau bagaimana ridha dan pasrahnya aku. Ya, seakan aku selalu bicara padaNya  'setelah ini terserah Engkau, Gusti. Aku ini milikMu'. Lalu tiba-tiba malaikat itu datang, dan mengubah semuanya. Membuat jalanku menuju doa-doa menjadi lebih nyata.
Gadis kecil ini dulu kehilangan arah. Penuh kekecewaan dan luka-luka di masa lalu. Banyak hal dia sembunyikan dan dipendam sendirian. Dan tiba-tiba orang asing mengetuk pintu rumahnya, membawa cahaya dan harapan dalam hatinya. 
Beliau berwajah sangar. Tapi hatinya yang paling tulus menyayangiku. Padahal, kami hanya orang asing.
Semua orang tau, betapa sayangnya beliau padaku. Kepada dunia beliau selalu mengatakan "saking inginnya punya anak perempuan". Baginya, aku hadir sebagai penyejuk hati dan penyembuh. Iya, beliau sering bilang, aku membawa keberuntungan. Hidupnya jauh lebih baik setelah merawatku. Tapi kalo dipikir-pikir emang iya sih, aku hoky banget orangnya wkwk
Dulu ibuku juga sering bilang gitu, rezekiku banyak.
Beliau adalah bapak sambungku. Tapi kami memiliki begitu banyak kesamaan. Hari lahir kami sama. Beberapa sifat kami juga sama. Kami sama-sama keras kepala. Sama-sama suka beli hal-hal gak penting (tapi lebih parah ayah). Sama-sama royal juga. Beliau adalah ayah yang ngga pelit sedunia. Dulu jaman kuliah, aku ngga pernah kekurangan uang. Dan beliau ngga pernah nanya uangku habis buat apa aja. Padahal aku lumayan boros, hufh. Uangnya aku habisin buat pacaran 🥲

Oke, lanjut. Sekarang aku sudah sampai rumah. Aku langsung nyari ibu. Ngasih tau tentang rencana kejutan untuk ayah besok. Ibu pasti bingung mau nyiapin masakan apa buat nyambut tamunya.
Aku yang dasarnya nggak bisa nyimpen rahasia ini nggak bisa nahan untuk nggak cerita. Malemnya aku nanya ke Ayah, besok ke sekolah apa di rumah. Ya tentu ke sekolah dong. Terus aku cerita kalo besok ada yang mau ke rumah. You know apa yang ada dalam pikiran ayahku?
Beliau berbisik ke ibuk, "sopo?".
Ayah pikir tamu istimewa yang akan ke rumah. 
Akhirnya aku cerita, "Bu Umi mau ke rumah".
Lah malah jawabannya bikin aku ngakak, "kamu dikenalin sama siapa?" Haha kok mikirnya malah ke sana-sana sih. "Biasanya kalo Bu Umi kan suka ngenal-ngenalin" 
"Bu Umi kesininya rame-rame sama orang-orang".
"Oh, wong Tembelang ta. Apa kamu dikenalin sama putranya Bu Subur?" Ya ampun makin mau ngakak aku 🤣 
Masih dilanjut lagi, "besok kesininya berapa mobil? Nanti biar tak pinggirkan truck nya biar bisa parkir". 
Astagaaa jangan GR begituu ini bukan acara lamaran 🤣
"Bawa motor kayaknya, Yah"
"Oh dewean ta"
"Rame-rame lah"
Ini sepertinya nyambungnya masih ke hal lain. Ngga bakal terpikir kalo orang-orang mau kesini itu untuk ngasih surprise di hari ulang tahunnya. Jadi beliau besok nggak jadi ke sekolah karena sedang menunggu tamu spesial 🤣
Maklum, ayahku pengen banget segera punya menantu, tak cariin ngga pernah cocok, tapi juga ngga pernah nyariin buat aku 😆
Sekian dulu cerita tentang ayah saya. Mungkin besok aku update lagi ceritanya.



Update: acaranya berjalan dgn lancar dan ayah saya cuma bengong aja waktu ibuk2 menyanyikan lagi Happy Birthday wkwk..
Dan satu lagi, nggak ada tuh saya dikenal-kenalin sama siapapun. Sekilas info yaa biar tulisan ini tdk diinterpretasi sesukanya oleh orang-orang yg suka menyebarkan kebohongan, dan terus-menerus menyebarkannya. Semoga doa baik kembali ke yg mendoakan..
Thank you







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENANGMU, GIE

I'm enough :)