SEBUAH KESAN
Banyak hal terlewat begitu saja. Setiap hari ya begitu-begitu saja. Bangun pagi, mandi, sholat, makan, kerja, pulang, capek, dan tidur. Hidup memang sebuah siklus yang berulang. Dan kita tidak sedang menunggu apapun selain kematian bukan?
Ditengah-tengah rutinitas yang begitu-begitu saja, bolehlah kita membuat sedikit variasi. Sedikit kesan manis, sesekali saja.Karena kita akan melupakan segalanya kecuali sesuatu yang berkesan. Dan kita sebut sebuah kesan karena ngga setiap hari kita ngalamin, ngga setiap hari kita dapetin.
Sebagai seorang yang biasa-biasa saja dan menjalani kehidupan dengan biasa-biasa saja, mungkin kita sering berpikir orang lain tidak akan menganggap kita penting. Sama halnya kita begitu juga ke yang lain. Manusia hidup dengan kepentingannya masing-masing dan daftar kepentingannya tidak pernah abadi. Tapi, meskipun aku bukan orang penting, bolehlah aku pengen jadi orang yang 'di kenang', eh.
Ya, tentu saja pengen saat kamu inget aku, kamu akan nyengir dan bilang 'kocak banget nih orang' or 'out of the box' or 'ngeselin ya' or 'ih alay' or 'malu-maluin'.
Hemm, ralat. Ngga gitu dong, tapi begini.
"Elll, kamu ikut yaa, ngga rame kalo ngga ada kamu".
"Ell, apa kabar, kangen deh sama cubitan kamu"
"Ell, kangen masakanmu". Hayoo..
Atau begini,
Setiap hari saya masuk kelas. Selama setahun, mungkin hanya ada satu persen memori yang bisa mereka ingat tentang saya setelah sekian lama tidak ketemu.
Seperti pagi tadi, saya masuk ruang kelas 12. Terakhir ketemu mereka ya sebelum pandemi. Mungkin mereka lupa dengan semua yang pernah saya ajarkan. Tapi, dari semua hal yang dilupain itu, akan ada satu hal yang selalu diingat. Ialah yang berkesan bagi mereka.
Di ruangan itu ada dua siswa, yang saya ingat dulu mereka sering maksa mau membawakan buku-buku saya ke ruang guru. Dan mereka selalu berjalan di belakang saya seperti bodyguard wkwk.
Itu kesan saya pada mereka. Dan tau apa kesan mereka untuk saya? Yang bahkan saya sudah melupakannya.
Selama mengerjakan ujian sambil celometan, si Boy, salah satu dari mereka nyeletuk, "ayo rek dolen maneh engko njaluk sangu bu Ely" sambil cengengesan gitu.
Seketika memori saya memutar ulang kejadian itu. Saat saya sedang memberi materi tentang Kerajaan Majapahit, saya cerita ke mereka kalo saya baru saja mengunjungi tempat di mana Patih Gajah Mada melakukan sumpah. Saya ceritakan ke mereka betapa serem tempatnya dengan suasana yang agak mistis. Ada kuburan di sekelilingnya, ada sesajinya sampek sekarang. Dengan begitu mereka jadi penasaran. Tempatnya deket kok, di belakang Pendopo Agung, Trowulan. Dan benar saja, beberapa di antara mereka pergi ke sana saat weekend. Saat itu saya hanya berpesan "hati-hati, jalannya ramai" kan mereka belum punya SIM juga. Takut kalo kenapa-napa gurunya yg disalahin :P
Dan hari itu mereka nge-pap foto dan video saat sedang di sana. Lalu, di pertemuan berikutnya mereka sangat antusias cerita ke saya kalo mereka udah dateng ke Trowulan, tapi tempat Patih Gajah Mada melakukan sumpah sedang ditutup. Entah, saya menjanjikan sesuatu apa tidak ya, yg jelas saat itu mereka minta ganti uang bensin wkwk . Saya kasih ngga banyak, cuma dua puluh ribuan, Masya Allah girangnya bukan main. Dan ga nyangka, ternyata hal kecil seperti itu yang mereka ingat. Tentu saja, banyak juga mungkin diantara mereka mengenang saya saat sedang marah atau ada kata-kata yang ngga enak hati. Karena pernah ada juga yang 'ngatain' saya "Ayu-ayu kok judes se bu" wkwk berdosa sekalii.
Bukan hanya mereka, murid-muridku di sekolah, mungkin di antara kalian yang mengenalku juga memiliki banyak kesan tentangku, tentang baik burukku. Tidak apa-apa, kita semua punya perannya masing-masing di cerita orang lain. Pernah jadi baik pun sebaliknya. Jika dalam ceritamu aku adalah seseorang yang pernah menyakiti, dengan tulisanku ini, aku meminta kerelaan hati untuk kamu beri maaf. Dan percayalah, aku tidak selalu seburuk apa yang kamu pikirkan. Aku pernah melukai orang lain karena aku sedang dilukai, dan aku menyesalinya.
Dan saat ini, aku sedang mencari hal-hal baik dalam diriku agar bisa memberi kesan manis dalam ceritamu di episode-episode berikutnya :)
Komentar
Posting Komentar